Pendidikan sebagai media menjadi Insan Kamil

Rabu, 23 Maret 2016

Rancangan Proposal



Anis Zulia A’limatun Nisa’
1522606006

1.      Memilih satu kawasan penelitian pendidikan
2.      Mengidentifikasi  permasalahan-permasalahan terkait kawasan penelitian pendidikan yang sudah dipiliha
3.      Menyusun rumusan masalah (deskriptif, korelatif dan komparatif)
4.      Membuat narasi pendek (3 paragraf) sehingga terbentuk latar belakang

Pembelajaran Integratif Sains dan Pendidikan Agama Islam
Identifikasi permasalahan:
1)      Masih menjadikan manusia sebagai sumber ilmu pengetahuan
2)      Masih ada anggapan bahwa ilmu (sains) dan agama tidak bisa dipersatukan
3)      Dalam pengembangan ilmu (sains) belum menjunjung tinggi nilai-nilai Agama
4)      Pendidikan Agama Islam lebih fokus pada persoalan teori agama yang bersifat kognitif
5)      Belum menjadikan Tuhan sebgai sumber pengetahuan
6)      Belum ada jembatan antara sains dan pendidikan Agama

Rumusan Masalah
1)      Deskriptif
Bagaimana proses pembelajaran integratif sains dan Pendidikan agama?
2)      Korelatif
Adakah perbedaan sikap peserta didik yang telah menerima mata pelajaran Sains dari pendidik yang menerapkan pembelajaran Sains integratif dengan yang tidak?
3)      Komparatif
Adakah hubungan antara nilai-nilai pendidikan Islam dengan pembelajaran sains?
Latar Belakang Masalah
Pembelajaran Integratif Sains dan Pendidikan Agama
Manusia dan hewan adalah sama-sama makhluk Tuhan, namun keduanya mempunyai peran yang berbeda. Hewan hanya mempunyai nafsu sedangkan manusia lebih dari hewan. Selain nafsu, manusia juga mempunyai akal dan hati sebagai pengendali nafsu yang melekat pada diri manusia. Akal dan hati yang dimiliki manusia merupakan sarana untuk mengembangka  mengembangkan  mengembangkan kemampuan, kecerdasan serta kimanan yang diberikan Tuhan untuk membedakan dengan makhluk yang lain.
Keimanan dan ketakwaaan manusia merupakan dasar untuk mengembangkan kecerdasan manusia. Pasal 31 Ayat 3 Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 menjelaskan bahwa pengembangan kecerdasan harus didasari oleh keimanan dan ketakwaan kepada Allah. Hal tersebut menjadi sebuah ukuran pengembangan kecerdasan peserta didik, yaitu cerdas yang beriman, bertakwa, dan berakhlak karimah. Didukung juga dengan Pasal 31 Ayat 5 yang menjelaskan tentang cara pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang memperhatikan nilai-nilai agama.
Potret pendidikan saat ini, sering kali hanya mengedepankan bagaimana menjadi ilmuwan yang mampu menemukan teknologi baru (sains) tanpa memegang nilai-nilai agama dalam menjani sebuah proses. Sebagai dampaknya, menjadikan hati gersang dari keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan serta ada anggapan bahwa pengetahuan yang telah diperoleh bersumber dari manusia tanpa campur tangan Tuhan. Hal tersebut menjadikan peserta didik jauh dari nilai-nilai agama. Sehingga diperlukan upaya untuk membangun hubungan yang positif antara sains dan agama. Yaitu integrasi Sains dan Pendidikan Agama.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar