Anis Zulia A’limatun Nisa’
1522606006
1.
Memilih
satu kawasan penelitian pendidikan
2.
Mengidentifikasi permasalahan-permasalahan terkait kawasan
penelitian pendidikan yang sudah dipiliha
3.
Menyusun
rumusan masalah (deskriptif, korelatif dan komparatif)
4.
Membuat
narasi pendek (3 paragraf) sehingga terbentuk latar belakang
Pembelajaran Integratif Sains dan Pendidikan Agama Islam
Identifikasi permasalahan:
1)
Masih
menjadikan manusia sebagai sumber ilmu pengetahuan
2)
Masih
ada anggapan bahwa ilmu (sains) dan agama tidak bisa dipersatukan
3)
Dalam
pengembangan ilmu (sains) belum menjunjung tinggi nilai-nilai Agama
4)
Pendidikan
Agama Islam lebih fokus pada persoalan teori agama yang bersifat kognitif
5)
Belum
menjadikan Tuhan sebgai sumber pengetahuan
6)
Belum
ada jembatan antara sains dan pendidikan Agama
Rumusan Masalah
1)
Deskriptif
Bagaimana
proses pembelajaran integratif sains dan Pendidikan agama?
2)
Korelatif
Adakah
perbedaan sikap peserta didik yang telah menerima mata pelajaran Sains dari
pendidik yang menerapkan pembelajaran Sains integratif dengan yang tidak?
3)
Komparatif
Adakah hubungan
antara nilai-nilai pendidikan Islam dengan pembelajaran sains?
Latar Belakang Masalah
Pembelajaran Integratif Sains dan Pendidikan Agama
Manusia dan hewan adalah sama-sama makhluk Tuhan, namun keduanya
mempunyai peran yang berbeda. Hewan hanya mempunyai nafsu sedangkan manusia
lebih dari hewan. Selain nafsu, manusia juga mempunyai akal dan hati sebagai
pengendali nafsu yang melekat pada diri manusia. Akal dan hati yang dimiliki
manusia merupakan sarana untuk mengembangka
mengembangkan mengembangkan
kemampuan, kecerdasan serta kimanan yang diberikan Tuhan untuk membedakan
dengan makhluk yang lain.
Keimanan dan ketakwaaan manusia merupakan dasar untuk mengembangkan
kecerdasan manusia. Pasal 31 Ayat 3 Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 menjelaskan
bahwa pengembangan kecerdasan harus didasari oleh keimanan dan ketakwaan kepada
Allah. Hal tersebut menjadi sebuah ukuran pengembangan kecerdasan peserta
didik, yaitu cerdas yang beriman, bertakwa, dan berakhlak karimah. Didukung
juga dengan Pasal 31 Ayat 5 yang menjelaskan tentang cara pengembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi yang memperhatikan nilai-nilai agama.
Potret pendidikan saat ini, sering kali hanya mengedepankan
bagaimana menjadi ilmuwan yang mampu menemukan teknologi baru (sains) tanpa
memegang nilai-nilai agama dalam menjani sebuah proses. Sebagai dampaknya,
menjadikan hati gersang dari keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan serta ada anggapan
bahwa pengetahuan yang telah diperoleh bersumber dari manusia tanpa campur
tangan Tuhan. Hal tersebut menjadikan peserta didik jauh dari nilai-nilai
agama. Sehingga diperlukan upaya untuk membangun hubungan yang positif antara
sains dan agama. Yaitu integrasi Sains dan Pendidikan Agama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar