Pendidikan sebagai media menjadi Insan Kamil

Kamis, 31 Desember 2015

Di Akhir Desember

perjalanan kemarin adalah masa lalu
perjalanan sekarang adalah taqdir
perjalanan esok adalah proposal "hakikat taqdir "

masa lalu,
tak mungkin terulang kembali
menjadi pelajaran dan pengalaman
sebagai landasan perbaikan
menuju masa mendatang
namun,
meski tak terulang,
masih perlu menengok sebentar saja
untuk menjadi lebih baik
tidak berlama-lama dengan masa lalu
tidak berlama - lama berumbu dengan penyasalan
seperti saktah dalam al quran,
berhenti sejenak
mengambil hikmah, yang
terpendam


taqdir,
tertulis di lauh Mahfud_Nya
diketahui saat hari itu tiba
bukan menunggu taqdir
namun,
berjalan beriringan bersama taqdir
dari sebuah proposal
ku temukan taqdir
doa, usaha dan tawakkal
membawa pada taqdir Ilahi, yang
penuh keberkahan..
berlari, berjalan, terjatuh
liku-liku yang tak pernah lepas
menuju taqdir
dan
saat ini,
aq bersama taqdir
di pertigaan puisi
di antara senja
di akhir tahun
aku masih di Kota Satria

proposal,
tentang recnana
dalam pikiran manusia
mendasar pada ide dan rasio
tentang idealitas sesorang
tak sepernuhnya sesuai realitas,
ingat
Allah Pemegang segalanya
kuasaNya penuh rahasia
tetap istiqomah
menuju lebih dekat dengan Allah
Yang Terkasih dan Penyayang




Senin, 21 Desember 2015

Tentang QT (Ayah, Bunda dan Ananda)

Bunda,
ananda rindu pada bunda juga pada ayah, ananda ingin memeluk bunda meski sebentar saja, rasanya tak bisa fokus jika rindfu ini belum dipertemukan

Pada Desember

Ibu,
sosok yang tak asing bagiku
keberadaan, yang
terpisah
membuat diriku semakin dekat
di dalam hati, yang
terdalam
engkaulah pemilik rindu
di antara rindu yang di miliki adinda
sungguh,
adinda rindu
adinda rindu akan dekapanmu
adinda rindu akan rasa

Purwokerto, 22 Desember 2015

Minggu, 20 Desember 2015

DESAIN PEMBELAJARAN PAI SMP KELAS IX SEMESTER 2 BAB MENGAMALKAN AJARAN ALQURAN SURAH AL-INSYIRAH

DESAIN PEMBELAJARAN PAI SMP
KELAS IX SEMESTER 2
BAB MENGAMALKAN AJARAN ALQURAN SURAH AL-INSYIRAH
Disusun dan Diajukan Guna Memenuhi Tugas Terstruktur
Mata Kuliah : Desain Pembelajaran PAI Alternatif
Dosen Pengampu : Nurfuadi, M. Pd.I
Disusun oleh :
Budi Triono                                       : 102331108
Anis Zulia A.N                                   : 102331115
Nurul Hidayanti                                 : 102331122


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
PURWOKERTO
2013

PENDAHULUAN
            Proses pendidikan yang sudah berjalan di Indonesia tidak bisa terlepas dari seorang Guru. Guru sangatlah berperan dalam pembelajaran. Memang, pada dasarnya seorang guru hanya sebagai fasilitator. Pembelajaran merupakan bagian dari pendidikan, dimana dalam pembelajaran ada tujuh komponen yang harus dipenuhi. Guru, murid dan materi adalah bagian dari komponen tersebut.Sebelum dilakukan sebuah pembelajaran di kelas maka seorang guru haris membuat perencanaan pembelajaran, dengan harapan, agar tujuan yang telah ditentukan dapat tercapai. Untuk mencapai tujuan tersebut maka dibutuhkan strategi dalam mengajar. Seorang guru yang mempunyai banyak kompetensi akan mampu mengubah perilaku peserta didik.
            Dalam pembelajaran ada elemen-elemen yang harus terpenuhi diantaranya materi atau bahan ajar, kompetensi, strategi atau metode pembelajaran, dan evaluasi.  kesesuaian , keserasian dan keselarasan antar elemen menjadi ruh dalam proses pembelajaran. Makalah ini, ruh tersebut menjadi fokus kita dalam observasi yang telah dilakukan, dan kami akan membuat desain materi dan metode pembelajaran dari RPP materi PAI bab “Mengamalkan Ajaran Al Quran Surah Al Insyirah” yang telah Kami peroleh dari SMP N1 Banyumas.









DESAIN PEMBELAJARAN PAI SMP
KELAS IX SEMESTER 2
BAB MENGAMALKAN AJARAN ALQURAN SURAH AL-INSYIRAH
A.    Analisis  RPP
a.       SK dan KD
SK dan KD yang terdapat dalam RPP sudah sesuai.
b.      Alokasi Waktu
Waktu yang dialokasikan sudah cukup karena ada tiga KD dalam RPP dan waktu yang dialokasikan hanya 2 x 40 menit (1 kali petemuan) untuk setiap KD.
c.       Materi
Dalam RPP, materi sudah lengkap karena materi yang telah disajikan sudah sesuai untuk mencapai indicator yang sudah ditentukan dalam silabus.
d.      Tujuan Pembelajaran
Tujuan pembelajaran dan indicator sudah sesuai. Di RPP tujuan lebih luas dan indicator sudah ada rinciannya.
e.       Metode Pembelajaran
Metode pembelajarannya sudah variatif, karena tiga aspek yang harus bisa dicapai secara maksimal.
f.       Langkah-langkah Pembelajaran.
Langkah pembelajarannya sudah runtut, dimulai dari pendahuluan, inti dan penutup.
g.      Sumber Belajar dan Media Pembelajaran.
Sumber belajar sudah variatif karena tidak terpacu pada buku dari pemerintah namun mengacu pada buku-buku lain seperti kitab atau internet.
h.      Evaluasi
Evaluasi yang telah dilakukan belum mengarah pada tiga aspek. Jadi perlu adanya peningkatan saat melakukan penilaian/evaluasi.

B.     Hasil Wawancara

Identifikasi Data
Tanggal/Waktu            : Senin, 8 april 2013, jam 10.00-11.00
Tempat                        : SMP N 1 BANYUMAS
Subyek Penelitian       : Guru PAI Kelas IX
Topik                             : Pembelajaran PAI Kelas IX Semester Genap materi Q.S Al Insyirah
Tentang           : Proses Pembelajaran di Kelas
Isi                    : Metode yang digunakan dalam proses pembelajaran disesuaikan dengan materi yang akan disampaikan, untuk materi ini maka digunakan metode ceramah, diskusi dan demonstrasi. Untuk materi yang berkaitan dengan sejarah menggunakan metode sosio drama dan metode disesuaikan dengan keadaan peserta didik, jadi terkadang memang tidak sesuai dengan RPP.
Tentang           : Evaluasi
Isi                    : evaluasi sering dilakukan di akhir namun untuk tema-tema tertentu evaluasi dilakukan saat pembelajaran berlangsung. KKM yang digunakan adalah 76,jika ada peserta didik yang tidak memenuhi KKM maka dilakukan remidial pada pertemuan berikutnya. Remiadialnya berupa pemberian soal atau tugas yng berbeda pada saat tes, namun sebelumnya ada pemberitahuan dan penjelasan sedikit tentang materi yang belum tbisa dicapai KKM nya..
Tentang           : Alokasi Waktu
Isi                    : Alokasi yang telah ditentukan hanya cukup untuk pemberian pokok-pokok materi saja. Untuk pengembangan materi dan prakteknya sulit dilakukan karena adanya keterbatasan waktu.
Tentang           :  Sumber Belajar dan media Pembelajaran
Isi                    : Buku paket PAI kls 9,  alQuran, buku Tajwid, LKS PAI dan Internet. Untuk mengembangkan materi biasanya diambil dari kitab-kitab Arab.

C.     Analisis Hasil wawancara
a.       Perencanaan
Perencanaan merupakan suatu rencana yang dirancang sebelum melakukan kegiatan. Dalam pembelajaran, perencanaan yang dimaksud dalam pembelajaran berbentuk Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). RPP dibuat oleh guru dan diterapkan dalam proses pembelajaran. Di SMP N 1 Banyumas sudah ada RPP namun masih dalam bentuk soft copy / belum diprint.
b.      Pelaksanaan
Pelaksanaan pembelajaran di SMP Banyumas, jika dilihat secara sekilas saja sudah efektif namun belum benar-benar sesuai dengan RPP terutama mengenai metode yang digunakan. Guru lebih melihat keadaan siswa saat pembelajaran akan berlangsung dalam menentukan metode. Hal ini dilakukan dengan tujuan agar pembelajaran lebih efektif namun hal ini yang menjadikan kurang sesuainya antara yang ditulis di RPP dengan pelaksanaan.
c.       Hubungan antara perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.
Perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi mempunyai hubungan yang sangat erat. Pelaksanaan merupakan wujud dari perencanaan dan evaluasi adalah akhir dari pembelajaran untuk mengetahui seberapa efektif pembelajaran yang telah terlaksana. Dengan evaluasi guru akan mengetahui bagaimana pembelajaran yang telah dilakukan, sudah mencapai tujuan yang ditentukan atau belum, jika memang belum maka perlu adanya perubahan dalam perencanaan.
Antara ketiganya harus ada kesesuaian, agar tujuan pembelajaran dapat dicapai. Seperti yang kita ketahui bahwakesesuaian dan keselarasan adalah ruh yang harus ada dalam empat elemen pembelajaran.




DESAIN MATERI PEMBELAJARAN PAI SEMESTER 2
BAB “MENGAMALKAN AL QURAN SURAT AL INSYIRAH”

KURIKULUM
                       
RPP



SILABUS
MATERI PAI
Q.S  AL INSYIRAH
TERJEMAH LENGKAP
TERJEMAH PERKATA
KANDUNGAN Q.S AL INSYIRAH         

PENGAMALAN  Q.S AL INSYIRAH
 
















Keterangan:
Pusat (pemerintah) memberikan kurikulum pada sekolahan, kemudian guru mengembangkannya menjadi silabus. Silabus masih berisi tentang hal-hal yang umum, kemudian silabus itu dirinci menjadi RPP yang didalam RPP terdapat SK, KD, Alokasi Waktu, Tujuan, Materi, Metode, Media, Langkah kegiatan, Sumber dan Evaluasi. 
Materi tentang “ Mengamalkan Ajaran Alquran Surat Al-Insyirah” dalam RPP meliputi: Bacaan/ Lafadz Surat al-insyirah, terjemah perkata dan terjemah lengkap dan kandungan surat Al Insyirah serta Pengamalan isi kandungan dalam kehidupan sehari-hari.














DESAIN METODE PEMBELAJARAN PAI
BAB “MENGAMALKAN AJARAN ALQURAN SURAH AL-INSYIRAH”
(Metode Ceramah dan Diskusi)

(Guru Menyampaikan materi Q.S Al Insyirah)
(Siswa berdiskusi tentang kandungan dan Guru mengawasi proses diskusi)
(Siswa Mempresentasikan Hasil Diskusi)                                                      
                                          
                                                                                    (Guru Mengklarifikasi Hasil Diskusi )


DESAIN METODE PEMBELAJAR PAI
BAB “MENGAMALKAN AJARAN AL-QURAN SURAT AL INSYIRAH



1
P.B
 


2
                                                                     
3
 


Keterangan:
P.B: Proses Penmbelajaran, Proses Pembelajaran meliputi 3 tahap, yaitu:
1. Pendahuluan (tahap pra intruksional)
Pada tahap ini, Guru melakukan pengkondisian kelas misalnya dengan cara menanyakan kehadiran siswa dan menanyakan mengenai materi yang telah disampaikan sebelumnya, tahap ini dilakukan dalam upaya apersepsi.
2.Inti (tahap intruksional)
Sebelumnya guru menjelaskan tujuan. Kemudian menjelaskan materi pokok mengenai surat Al Insyirah menggunakan metode ceramah , dengan bantuan media berupa LCD, dan Buku paket PAI kls 9,  alQuran, buku Tajwid, dan LKS PAI
1.      Penutup 
Pada tahap penutup, Guru mengklarifikasi hasil diskusi para siswa dan memberikan kesimpulan mengenai materi “Mengamalkan Ajaran Al Quran surah Al Insyirah. Serta melakukan penilaian pada masing-masing siswa.         


PENUTUP

Desain pembelajaran sebagai proses penentuan metode dalam pembelajaran yang tepat, sehingga akan menghasilkan perubahan dalam diri siswa.  Dan tujuan pembelajaran yang telah ditentukan juga tercapai. Karena pendidikan adalah proses perubahan pada individu sehingga diharapkan, setelah individu itu mengemban pendidikan dan melakukan proses pembelajaran berubah menjadi lebih baik.
Dalam makalah ini, kami mencoba untuk membuat desain pembelajaran dengan metode ceramah dan diskusi agar proses pembelajaran berlangsung efektif dan efisien. Salah satu tujuannya adalah siswa mampu memahami materi tentang Q.S Al insyirah dan mengamalkan dalam kehidupan sehari-hari.

DESAIN PEMBELAJARAN PAI ALTERNATIVE

Nama                           : Anis Zulia A’limatun Nisa
NIM                            : 102331115
Mata Kuliah                : Desain Pembelajaran PAI Alternatif

1.      Pengertian Desain Pembelajaran
Pengertia desain:
a.    Herbert Simon (Dick dan Carey,2006) mengartikan desain sebagai proses pemecahan masalah. Tujuan desain adalah untuk mencapai solusi terbaik dalam memecahkan masalah dengan memanfaatkan sejumlah informasi yang tersedia.
b.    Gagne (1992) menjelaskan bahwa desain pembelajaran disusun untuk membantu proses belajar siswa, dimana proses belajar itu memiliki tahapan segera dan tahapan jangka panjang, desain pembelajaran berkaitan dengan pengaturan lingkungan dan kondisi siswa untuk memungkinkan siswa dapat belajar.
c.    Shambaugh (2006) menjelaskan bahwa desain pembelajaran sebagai “an intellectual process to help teachers systematically analyze learner needs and contruct structures possibilities to responsively address those needs”. Jadi desain pembelajaran diarahkan untuk menganilisi kebutuhan siswa dalam pembelajaran kemudian berupaya untuk membantu dalam menjawab kebutuhan tersebut.
d.   Gentry (1994) berpendapat bahwa desain pembelajaran berkenaan dengan proses menentukan tujuan pembelajaran, strategi dan teknik untuk mencapai tujuan serta merancang media yang dapat digunakan untuk efektifitas pencapaian tujuan.
e.    Menurut Reigeluth Desain pembelajaran adalah Proses untuk menentukan metode pembelajaran apa yang paling baik dilaksanakan agar timbul perubahan pengetahuan dan ketrampilan pada diri pemelajar ke arah yang dikehendaki.
f.     Menurut Briggs Desain pembelajaran adalah Rencana tindakan yang terintegrasi meliputi komponen tujuan, metode dan penilaian untuk memecahkan masalah atau memenuhi kebutuhan.
g.    Menurut Seels dan Richey Desain pembelajaran adalah Proses untuk merinci kondisi untuk belajar, dengan tujuan makro untuk menciptakan strategi dan produk, dan tujuan mikro untuk menghasilkan program pelajaran atau modul.

2.      Perbedaan antara  desain pembelajaran dan perencanaan pembelajaran yaitu [1]:
Desain Pembelajaran:
a.       Desain pembelajaran lebih ditekankan pada proses merancang program pembelajaran untuk membantu proses belajar siswa.
b.      Pertimbangan dalam menyusun dan mengembangkan desain didasarkan pada pada siswa yang akan belajar dan mempelajari bahan pelajaran.
c.       Untuk menyusun desain perlu mengetahui bagaiman siswa dapat mempelajari suatu bahan pembelajaran dengan mudah.
Perencanaan Pembelajaran:
a.       Perencanaan pembelajarn lebih menekankan pada proses pengembangan atau penerjemahan suatu kurikulum sekolah.
b.      Pertimbangan dalam menyusun dan mengembangkannya didasarkan pada kurikulum yang berlaku di suatu lembaga.
c.       Untuk menyusun perencanaan pembelajaran maka perlu mengetahui lebih dahulu bagaiman desain kurikulum yang ada di lembaga pendidikan.
3.      Rambu-rambu desain pembelajaran
Rambu- rambu desain intruksional adalah unsur-unsur pokok yang harus dimasukkan dalam perencanaan dan pengelolaan pengajaran dengan tujuan agar berlangsung sebagaimana mestinya.
Rambu-rambu Desain Instruksional:
a.         Meninjau apa yang menjadi tujuan intruksional, baik dalam aspek isi maupun dalam aspek perilaku dan merumuskan tujuan intruksional itu dengan kata-kata yang memadai.
b.        Meninjau keadaan awal yang actual.
c.         Memikirkan cara untuk mengusahakan diferensiasi intern.
d.        Meninjau materi pelajaran yang akan digunakan.
e.         Meninjau prosedur didaktik manakah yang akan digunakan, perencanaan pengajaran mengkongkritkan komponen lain dalam mengajar di kelas.
f.         Meninjau bentuk pengelompakan siswa.
g.        Meninjau media pengajaran dalam proses belajar mengajar.
h.        Meninjau cara mengimplementasikan rangkaian langkah-langkah intruksional, menyangkut penciptaan fase-fase dalam proses belajar mengajar, untuk mencapai tujuan intruksional.
i.          Memikirkan bentuk evaluasi hasil belajar yang sesuai, baik pada akhir proses belajar mengajar tertentu maupun pada waktu diadakan ulangan akhir.
j.          Meninjau cara mengadakan evaluasi terhadap proses belajar mengajar yang sudah dikelola.
k.        Memberikan motivasi kepada siswa untuk melibatkan diri dalam proses belajar mengajar.
l.          Meninjau persyaratan untuk menciptakan suasana di kelas yang di satu pihak menjamin hubungan social yang baik dan dilain pihak menjamin suasana pergaulan pedagogis[2].
4.      Kinerja guru dalam mendesain pembelajaran[3].
a.         Mengidentifikasi secara cermat pokok bahasan / sub pokok bahasan yang telah digariskan dalam kurikulum / GBPP untuk dijadikan satuan bahasan yang akan diajarkan.
b.        Menentukan kelas satu semester dan alokasi waktu yang akan digunakan dalam mengajarkan satuan bahasan yang telah diidentifikasi.
c.          Merumuskan tujuan instruksional umum ( TIU ) atau memindahkan rumusan TIU yang terdapat dalam kurikulum / GBPP ke dalam satuan pelajaran.
d.        Merumuskan tujuan instruksional kusus (TIK) sacara spesifik, operasional, jelas, relevan,berdasarkantujuan instruksional umum ( TIU).
e.         Merinci materi pelajara, yang sidasarkan kepada bahan pengajaran dalam GBPP dan TIK yang hendak di capai.
f.         Merencanakan kegiatan belajar menganjar ( KBM ) secara cermat, jelas, tegas, sistematis, logis sesui dengan TIK yang hendak dicapai dan materi pelajaran yang akan disampaikan, yang meliputi strategi / metode dan pokok-pokok kegiatan siswa-guru.
g.        Mempersiapkan dan melakukan variasi kegiatan sesui dengan tututan interaksi beljar-mengajar, motivasi dan kebutuhan siswa lainnya.
h.        Memilih alat peraga, sumber bahan dari buku dan masyarkat .
i.           Merancang secara teliti prosedur prosedur penilaian atau evaluasi sesuai dengan tujuan instruktusional khusus ( TIK ) yang hendak dicapai.
j.          Menggunakan bahasa yang jelas, mudah dipahami dan ditulis menurut ketentuanyang berlaku ( EYD )
k.        Menyusun satuan pelajaran ( satpel ) sesuai dengan bentuk yang dirancang prosedur pengembangan system intruksional ( PPSI ), sebagaimana tertera pada halaman lampiran..
5.      Perbedaan fungsi perencanaan dan fungsi desain pembelajaran
Fungsi Perencanaan Pembelajaran[4]:
a.       Fungsi kreatif
Pembelajaran dengan menggunakan perencanaan yang matang akan dapat memberikan umpan balik yang dapat menggambarkan berbagai kelemahan yang ada sehingga akan dapat  meningkatkan dan memperbaiki program.
b.       Fungsi Inovatif
Suatu inovasi pasti akan muncul jika direncanakan karena adanya kelemahan dan kesenjangan antara harapan dan kenyataan. Kesenjangan tersebut akan dapat dipahami jika kita memahami proses yang dilaksanakan secara sistematis dan direncanakan dan diprogram secara utuh.
c.       Fungsi selektif
Melalui proses perencanaan akan dapat diseleksi strategi mana yang dianggap lebih efektif dan efisien untuk dikembangkan. Fungsi selektif ini juga berkaitan dengan pemilihan materi pelajaran yang dianggap sesuai dengan tujuan pembelajaran.  
d.      Fungsi Komunikatif
Suatu perencanaan yang memadai harus dapat menjelaskan kepada setiap orang yang terlibat, baik guru, siswa, kepala sekolah, bahkan pihak eksternal  seperti orang tua dan masyarakat. Dokumen perencanaan harus dapat mengkomunikasikan kepada setiap orang baik mengenai tujuan dan hasil yang hendak dicapai dan strategi yang dilakukan.
e.       Fungsi prediktif
Perencanaan yang disusun secara benar dan akurat, dapat menggambarkan apa yang akan terjadi setelah dilakukan suatu tindakan sesuai dengan program yang telah disusun. Melalui fungsi prediktifnya, perencanaan dapat menggambarkan berbagai kesulitan yang akan terjadi, dan menggambarkan hasil yang akan diperoleh.
f.       Fungsi akurasi
Melalui proses perencanaan yang matang, guru dapat mengukur setiap waktu yang diperlukan untuk menyampaikan bahan pelajaran tertentu, dapat menghitung jam pelajaran efektif.
g.      Fungsi pencapaian tujuan
Mengajar bukanlah sekedar menyampaikan materi, tetapi juga membentuk manusia yang utuh yang tidak hanya berkembang dalam aspek intelektualnya saja, tetapi juga dalam sikap dan ketrampilan. Melalui perencanaan yang baik, maka proses dan hasil belajar dapat dilakukan secara seimbang.
h.      Fungsi kontrol
Mengontrol keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dalam suatu proses pembelajaran. Melalui perencanaan akan dapat ditentukan sejauh mana materi pelajaran telah dapat diserap oleh siswa dan dipahami, sehingga akan dapat memberikan balikan kepada guru dalam mengembangkan program pembelajaran selanjutnya.
6.      Pengertian model desain pembelajaran
Model model diartikan sebagai kerangka konseptual yang digunakan sebagai pedoman atau acuan dalam melakukan suatu kegiatan.
Jadi,Model desain pembelajaran adalah pola dan prosedur  yanglebih menunjuk kepada cara-cara merencanakan suatu sistem lingkungan belajar tertentu setelah ditetapkan strategi pembelajaran tertentu.
Model desain pembelajaran gambaran mental tentang suatu yang abstrak untuk dijelaskan secara konkrit dengan menuangkan dalam gambar atau bagan untuk dilakukan pemahaman penerapan metode secara tepat untuk menghasilkan perubahan yang diinginkan dari diri siswa.
7.      Model-model desain pembelajaran[5].
Model-model desain yang dikembangkan oleh para ahli, antara lain:
a.         Model Kemp
Model desain yang dikembangkan oleh Kemp merupakan model yang membentuk siklus, pengembangan desainnya terdiri dariatas komponen-komponen yang dikembangkan berdasarkan kebutuhan, tujuan, dan berbagai kendala yang timbul, namun tidak ditentukan komponen yang seharusnya dikembangkan oleh guru.Mengembangkan bisa dari mana saja asal urutannya tidak berubah dan setiap komponen memerlukan revisi untuk mencapai hasil yang maksimal.
Komponen-komponen tersebut, antara lain:
1.       Hasil yang ingin dicapai,
2.       Analisis tes mata pelajaran
3.       Tujuan khusus belajar,
4.       Aktivitas belajar,
5.       Sumber belajar,
6.       Layanan pendukung,
7.       Evaluasi Belajar,
8.       Tes awal,
9.       Karakteristik Belajar.




Kesembilan komponen tersebut serlalu direvisi setelah dilakukan evaluasi, baik evaluasi sumatif maupun formatif untuk menentukan kebutuhan siswa, tujuan yang ingin dicapai, priorotas, dan berbagai kendala yang muncul.
(Model Desain Kemp)
b.        Model Banathy
Model ini memandang bahwa penyusunan system intruksional dilakukan melalui tahapan-tahapan yang jelas, antara lain:
1.    Menganalisi dan merumuskan tujuan, baik tujuan pengembangan system maupun tujuan spesifik.
2.    Merumuskan criteria tes yang sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai.
3.    Menganalisi dan merumuskan kegiatan belajar, yakni mengiventarisasi seluruh kegiatan belajar mengajar dan menilai kemampuan penerapannya sesuai dengan kondisi yang ada serta menentukan kegiatan yang mungkin dilakukan.
4.    Merancang system, yaitu menganalisis system setiap komponen system, mendistribusikan dan mengatur penjadwalan.
5.    Mengimplementasikan dan melakuka control kualitas system, yakni melatih sekaligus menilai efektivitas system, melakukan penempatan dan melaksanakan evaluasi.
6.    Mengdakan perbaikan dan perubahan berdasarkan hasil evaluasi.
Tahap nomor 1s/d 4 merupakan tahpan dalam rangka proses rancangan, sedangkan tahap 5 dan 6 adalah tahap pelaksanaan dari perencanaan yang sudah dirumuskan.
c.         Model Dick and Cery
Dalam mendesan model Dick and Cary harus dimulai dengan identifikasi tujuan pembelajaran umum. Sebelum desainer merumuskan tujuan khusus maka perlu menganalisis pembelajaran serta menentukan kemampuan awal siswa terlebih dahulu karena rumusan kemampuan khusus harus berpijak dari kemampuan dasar, setelah itu merumuskan tes dalam bentuk Criterion Reference Test, artunya tes yang mengukur kemampuan penguasaan tujuan khusus. Untuk mencapai tujuan khusus maka perlu pengembangan strategi pembelajaran kemudian dikembangkan menjadi bahan-bahan pembelajaran yang sesuai dengan tujuan, langkah terakhir yang dilakukan adalah melakukan evaluasi baki evaluasi sumatif maupun formatif.
d.        Model PPSI (Prosedur Pengembangan Sistem Intruksional)
Model PPSI adalah model yang dikembangkan di Indonesia untuk pelaksanaan kurikulum 1975. Model ini berfungsi untuk mengefektifkan perencanaan dan pelaksanaan program pengajaran secara sistemik, untuk dijadikan sebagai pedoman bagi guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar.
PPSI terdiri dari lima tahap:
1.        Merumuskan tujuan, yakni kemampuan yang harus dicapai oleh siswa.
2.        Mengembangkan alat evaluasi, yaitu menentukan jenis tes dan menyusun item soal untuk masing-masing tujuan.
3.        Mengembangkan kegiatan belajar mengajar, yakni merumuskan semua kemungkinan kegiatan belajar dan menyeleksi kegiatan belajar yang perlu ditempuih.
4.        Mengembangkan progam kegiatan pembelajaran, yaitu merumuskan materi pelajaran, menetapkan metode dan memilih alat dan sumber pelajaran.
5.        Pelaksanaan program, yaitu kegiatan mengadakan prates, menyampaikan materi pelajaran, mengadakan psikotes dan melakukan perbaikan.
§  Pola Pengembangan Model PPSI
II.Perumusan tujuan
1.   Menggunakan sistem yang operasional
2.   Berbentuk hasil belajar
3.   Berbentuk tingkah laku
4.   Hanya ada satu tingkah laku
III. kegiatan belajar
1.     Merumuskan semua kemungkinan kegiatan belajar untuk mencapai tujuan
2.      Menetapkan kegiatan belajar yng tidak perlu ditempuh
3.     Menetapkan kegiatan yang akan ditempuh
IV. Pengembangan program kegiatan
1.   Merumuskan materi pelajaran
2.   Menetapkan metode yang dipakai
3.   Memilih alat pelajaran dan sumber yang dipakai
4.   Menyusun jadwal
I.  Pengembangan alat evaluasi
1.        Menentukan jenis tes yang akan digunakan untuk menilai tercapai tidaknya  tujuan
2.        Menyusun (item soal) untuk menilai masing-masing tujuan
V. Pelaksanaan
1.        Mengadakan pretes
2.        Menyampaikan materi pelajaran
3.        Mengadakan postes
4.        perbaikan
 


   
















8.      Pola- pola pengembangan desain pembelajaran[6]:
a.         PPSI
Yaitu langkah pengembangan dan pelaksanaan pembelajaran sebagai suatu system dalam mencapai tujuan yang diterapkan secara efektif dan efisien .
b.        Model Briggs
Yaitu model pengembangan system dengan sasaran guru sebagai desainer kegiatan intruksional.
c.         Model Bela H.Banoty
Gambaran pengembangan system intruksionalnya meliputi: merumuskan tujuan, mengembangkan tes, menganalisis kegiatan belajar, mendfesaian Sistem Intruksioanal, melaksanakan kegiatan dan mengetes  hasil dan mengadakan perbaikan.
9.      Perbedaan model-model pembelajaran[7]:
a.       Model Classroom Meeting
Model pertemuan tatap muka adalah pola belajar mengajar yang dirancang untuk mengembangkan pemahaman diri sendiri, dan rasa tanggung jawab pada diri sendiri dan kelompok.Strategi mengajar model ini mendorong siswa belajar secara aktif.Kelemahan model ini terletak pada kedalaman dan keluasan pembahasan materi, karena lebih berorientasi pada proses, sedangkan PAI di samping menekankan pada proses tetapi juga menekankan pada penguasan materi, sehingga materi perlu dikaji secara mendalam agar dapat dipahami dan dihayati serta diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.
b.      Model Cooperative Learning
Untuk mengem-bangkan kemampuan bekerja sama dan memecahkan masalah dapat menggunakan model cooperative learning. Model ini dikembangakan salah satunya oleh Robert E. Slavin.
Karakteristik pendekatan cooperative learning:
1.       Individual Accountability
Setiap individu di dalam kelompok mempunyai tanggung jawab untuk menyelesaikan permasalahan yang dihadapi oleh kelompok, sehingga keberhasilan kelompok sangat ditentu-kan oleh tanggung jawab setiap anggota.
2.       Social Skills
Social Skiils meliputi seluruh hidup sosial, kepekaan sosial dan mendidik siswa untuk menumbuhkan pengekangan diri dan pengarahan diri demi kepentingan kelompok.
3.       Positive Interdependence
Sifat yang menunjukkan saling keter-gantungan satu terhadap yang lain di dalam kelompok secara positif, disini siswa berkolaborasi bukan berkompetensi.
4.       Group Processing, proses perolehan jawaban permasalahan dikerjakan oleh kelompok secara bersama-sama.
c.       Model Integrated Learning
Hakikat model pembelajaran terpadu merupakan suatu sistem pembelajaran yang memungkinkan siswa, baik secara individual maupun kelompok untuk aktif mencari, menggali dan menemukan konsep serta prinsip keilmuan secara holistik, bermakna dan otentik.
Ciri-ciri pembelajaran terpadu:
1)   Holistik, suatu peristiwa yang menjadi pusat perhatian dalam dalam pembelajaran terpadu dikaji dari beberapa bidang studi/pokok bahasan sekaligus untuk memahami fenomena dari segala sisi.
2)   Bermakna, keterkaitan antara konsep-konsep lain akan menambah kebermaknaan konsep yang dipelajari dan diharapkan siswa mampu menerapkan perolehan belajarnya untuk memecahkan masalah-masalah yang nyata di dalam kehidupannya.
3)   Aktif, pembelajaran terpadu dikembangkan melalui pendekatan diskoveri inkuiri. Siswa terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran, yang tidak secara langsung dapat memotivasi siswa untuk belajar.
d.      Model Constructivist Learning
Model konstruktivisme adalah salah satu pandangan tentang proses pembelajaran yang menyatakan bahwa dalam proses belajar (perolehan pengetahuan) diawali dengan terjadinya konflik kognitif.
Hal-hal yang perlu diperhatikan guru dalam merancang model pembelajaran konstruktivisme:
1)   Mengakui adanya konsep awal yang dimiliki siswa melalui pengalaman sebelumnya.
2)   Menekankan pada kemampuan minds-on dan hands-on.
3)   Mengakui bahwa dalam proses pembelajaran terjadi perubahan konsep-tual.
4)   Mengakui bahwa pengetahuan tidak dapat diperoleh secara pasif.
5)   Mengutamakan terjadikan interaksi social.
e.       Model Inquiry Learning
Model inkuiri dapat dilakukan melalui tujuh langkah yaitu:
1)   Merumuskan masalah
2)   Merumuskan hipotesi
3)   Mendefinisikan istilah (konseptualisasi)
4)   Mengumpulkan data
5)   Penyajian dan analisis data
6)   Menguji hipotesis
7)   Memulai inkuiri baru.
f.       Model Quantum Learning
Quantum Learning merupakan pengubahan berbagai interaksi yang ada pada momen belajar. Interaksi-interaksi ini mencakup unsur-unsur belajar yang efektif yang mempengaruhi kesuksesan siswa.
Kerangka Rancangan Pembelajaran Quantum:
1)        Tumbuhkan minat dengan selalu mengarahkan siswa terhadap pemahaman tentang apa manfaat setiap pelajaran bagi diri siswa
2)        Alami: Buatlah pengalaman umum yang dapat di mengerti oleh semua siswa.
3)        Namai: Guru harus menyediakan kata kunci, konsep, model, rumus, strategi sebagai masukan.
4)        Demonstrasikan: Sebaiknya guru menyediakan kesempatan bagi siswa untuk menunjukkan apa yang mereka sudah ketahui.
5)        Ulangi: Guru harus menunjukkan cara mengulangi materi dan menegas-kan ”Aku Tahu Bahwa Aku Memang Tahu”
6)        Rayakan: Guru harus memberikan pengakuan terhadap setiap penyele-saian, partisipasi dan pemerolehan keterampilan dan pengetahuan siswa.

10.  Aplikasi model desain pembelajaran PAI alternative
Contoh aplikasi Model Garlach dan Ely

Nama Sekolah             : SMP N 2 Lamongan
Kelas/Semester            : IX/2 (Dua)
Mata Pelajaran            : PAI
Alokasi Waktu            : 2 x 40 menit
Pertemuan                   : 1 pertemuan

a.       Merumuskan Tujuan Pembelajaran

Standar Kompetensi
      Memahami Alquran Surat Al Insyirah
Kompetensi Dasar
      Menampilkan bacaan QS. Al insyirah dengan tartil dan benar
Indicator
      Siswa membaca QS.Al Insyirah dengan tartil dan benar dibawah bimbingan guru PAI.
b.      Menentukan Isi Pelajaran
1.      QS. Al Insyirah
2.      Terjemahan lengkap
3.      Terjemahan perkata
4.      Kandungan surat
5.      Implementasi
c.       Penilaian Kemampuan Siswa
1.      Guru memberikan pretes untuk menegtahui apa yang sudah diperoleh siswa sebelumnya.
2.      Data tentang pengetahn awal/kesiapan
a.       Jelaskan dengan singkat materi yang telah anda pahami.
b.      Apa manfaat yang anda peroleh setelah mendapatkan materi tersebut.
d. Menentukan Strategi Pembelajaran
strategi yang digunakan adalah ceramah dan diskusi, jadi siswa tidak hanya memperoleh dari guru namun siswa bisa menemukan sendiri.
d.      Pengelolaan Kelas
Kelas dibagi menjadi 4 kelompok, kemudian guru memerintahkan untuk diskusi tentang kandungan apa yang terdapat dala surat tersebut serta bagaiman implementasinya dalam kehidupan sehari-hari. Kemudian setiap kperwakilan kelompok maju untuk mempresentsikan hasil diskusi, falam hal ini guru hanya sebagai fasilitator, yang aktif adalah siswa.
e.       Pembagian waktu
Untuk materi ini, memerlukan 3 kali pertemuan, setiap satu kali pertemuan 2 X 40 menit atau sama dengan dua jam pelajaran
f.       Penyiapan Ruang
Selama pembelajaran berlangsung di dalam satu ruangan yang sama, yaitu di kelas 9A, Ruangan berukuran 8x 12 meter persegi idealuntuk menampung 20 siswa. Ruang kelas dilengkapi LCD, Whiteboard, meja display, dan perlengkapan proyeksi.
g.      Penyediaan Media Pembelajaran
1.      Buku Teks: Buku Paket PAI kelas 9, alquran, buku tajwid, LKS PAI dan sumber dari internet.
2.      Perlengkapan
a)      Whiteboard 1 buah
b)      Overhead projector 1 buah
c)      LCD 1 buah dan lain-lain.
h.      Penilaian
Tes Objektif berbentuk lisan dan tulis, tes tulis pilihan ganda dan soal cerita.Ada 10 soal yang komposisinya seimbang dan dibuat berdasarkan tujuan yang telah disusun sebelumnya.
i.        Analisis Umpan Balik
Kegiatan evaluasi tidak semata-mata membuat soal, tetapi meliputi pengumpulan data mengenai kegiatan proses pelajaran, aktivitas siswa selama proses pembelajaran, memonitor proses pembelajaran, serta mengukur tercapai tidaknya hasil belajar para siswa,. Evaluasi merupakan proses kegiatan yang menghasilkan laporan untuk kemudian dianalisis untuk memperoleh umpan balik berupa informasi apakah tujuan pembelajaran sudah tercapai atau belum. Jika tujuan pembelajaran belum tercapai, maka harus dicari kelemahannya dan dilakukan remedial. Kegiatan evaluasi didalam proses pembelajaran itu bukan semata-mata menilai para siswa saja, melainkan juga ditujukan pada sistem pembelajaran yang dilakukan.

DESAIN METODE PEMBELAJARAN PAI
BAB “MENGAMALKAN AJARAN ALQURAN SURAH AL-INSYIRAH”
(Metode Ceramah dan Diskusi)

(Guru Menyampaikan materi Q.S Al Insyirah)
(Siswa berdiskusi tentang kandungan dan Guru mengawasi proses diskusi)
(Siswa Mempresentasikan Hasil Diskusi)                                                      
                                          
                                                                                    (Guru Mengklarifikasi HasilDiskusi )














Daftar Pustaka


Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, ( Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2012)
W.S.Winkel, (Jakarta: PT Gramedia,1986),
Hamamik, Oemar, 2002. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan.  Jakarta : PT BUMI AKSARA.




[1] Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran,( Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2012), Hlm. 70
[2] W.S.Winkel, (Jakarta: PT Gramedia,1986), hlm 250-255
[4]http://andinurdiansah.blogspot.com/2011/11/manfaat-dan-fungsi-perencanaan.html
[5]Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran,( Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2012), hlm. 71-77.
[7] http://xena11-collection.blogspot.com/2011/04/model-desain-pembelajaran.html