Pendidikan sebagai media menjadi Insan Kamil

Kamis, 29 Oktober 2015

MAKALAH



MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL

Pembelajaran kontekstual (Contextual Teaching and learning) adalah konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa  dalam kehidupan sehari-hari sehingga bisa mendorong siswa untuk membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapan pengtahuan tersebut dalam kehidupan siswa sehari-hari.
1.        Ontologi
            Filosofi pembelajaran kontekstual adalah konstruktivistik, yang berarti bahwa pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit yang hasilnya diperluas melalui konteks yang terbatas. Pengetahuan bukanlah seperangkat fakta, konsep atau kaidah yang siap untuk diambil dan diingat. Namun manusia harus membangun pengetahuan melalui pengalaman yang nyata. pengetahuan tidak dapat ditransfer dari guru ke siswa. Siswa tidak hanya ”menerima” pengetahuan, namun”mengkonstruksi” sendiri pengetahuannya melalui proses intra-individual(asimilasi dan akomodasi) dan inter-individual (interaksi sosial).

2.        Aksiologi
            Tujuan pembelajaran kontekstual adalah Untuk membantu peserta didik memahami materi pelajaran yang sedang mereka pelajari dengan menghubungkan pokok materi pelajaran dengan mengembangkan dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.

3.        Epistemologi
     Materi yang akan diberikan pada siswa tidak bersifat tekstual namun, dalam pemberian materi harus mengaitkan dengan dunia nyata dalam kehidupan sehari-hari dan melibatkan tujuh komponen utama dalam pembelajaran. Karena manusia mempunyai kemampuan yang berbeda-beda sehingga antara materi dan dinia nyata harus terkait satu sama lain.

Tujuh komponen Pembelajaran Kontekstual

PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL
pemodelan (modeling)
masyaraka
belajar (learning community),
refleksi  (reflection)
bertanya (questioning)
kontruktivisme
(constructivism)
penilaian autentik (authentic) assessment).
menyelidiki       (inquiry)
    













            Dari konsep tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa manusia itu unik dan berbeda beda antara yang satu dan yang lainnya. Namun semua manusia diberi bekal  berupa akal dan pikiran, serta mempunyai kemampuan untuk menjadi makhluk yang paling sempurna diantara makhluk yang lain dan untuk mewujudkan hal itu tergantung dari individu masing-masing. Pendidikan adalah salah satu cara untuk mengembangkan potensi yang telah ada. Sehingga proses untuk mencapai tuuan pendidikan itu disesuaikan dengan kondosisi peserta didik.




                Manusia adalah makhluk ciaptaaan Tuhan yang mempunyai unsur jasmani.  Al Syaibani berpendapat bahwa manusia  terdiri atas tiga unsur yang mempunyai kepentingan yang sama.  Unsur tersebut seperti sisi-sisi segitiga yang membentuk segitiga. Jadi hakikat manusia adalah jasmani, akal dan Ruhani.
 

            Akal                                        Ruhani




                                    Jasmani
            Jika melihat hakikat manusia yang seperti dikemukakan diatas maka pendidikan harus bisa mebina ketiga unsur tersebut secara proporsional.
            Filsafat adalah hasil akal manusia yang mencari dan memikirkan suatu kebenaran dengan sedalam-dalamnya serta pemikiran tersebut mengandung keuniversalan yang tidak bisa berubah. psikologi merupakan bagian dari filsafat. Keduanya mempunyai obyek yang sama yaitu manusia namun dalam mengkaji manusia mempunyai perbedaan metode. Psokologi juga mempelajari hakikat hidup dan gerak-gerik kehidupan.
            Dalam dunia pendidikan keduanya saling terkait. Seperti yang dijelaskan diawal bahwa akal adalah unsur pembentuk manusia, hasil dari kerja akal yang telah mencari dan memikirkan suatu kebenaran secara mendalam itulah yang dinamakan filsafat. Filsafat itu sendiri berawal dari sebuah pengalaman manusia, pengalaman tersebut dibantu oleh indra yang dimiliki manusia kemudian mengahasilkan pengetahuan.
            Filsafat mempertanyakan /  memunculkan pertanyaan pada sesuatau kemudian psikologi menjawabnya. Manusia adalah makhluk yang unik dan berubah ubah, namun pada hakikatnya manusia itulah hakikatnya.

SeMESTER 4

Tidak ada komentar:

Posting Komentar